Image

Pola Pikir Masyarakat Akibatkan Rendahnya Jumlah Wirausaha Di Indonesia

KBRN,Tabanan: Jumlah wirausaha di Indonesia masih jauh dari rasio yang seharusnya dimiliki oleh sebuah Negara maju. Idealnya untuk Negara maju jumlah wirausaha 12-14 persen dari jumlah penduduk. Namun di Indonesia jumlah wirausaha baru mencapai 3, 47 persen, angka ini juga masih berada dibawah Negara tetangga seperti Malaysia atau Thailand yang berada diatas angka 4 persen, bahkan Singapura diatas 8 persen. Karena itu masih besar peluang bagi generasi muda untuk menjadi wirausaha sehingga bisa berpartisipasi menjadikan Indonesia sebagai Negara maju.

Hal itu disampaikan salah seorang narasumber I G A Md Agung Mas Andriani Pratiwi, S.E., M.Si. dalam Webinar yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tabanan berkolaborasi dengan PT. Pegadaian mengangkat Tema “Semangat Merdeka Menjadi Pengusaha Bersama Pegadaian” pada Rabu (24/8/2022). Menurutnya, banyak manfaat positif yang diperoleh dengan menjadi seorang wirausaha diantaranya dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

“ Dan otomatis ya karena seorang wirausaha itu memulai usahanya sendiri yang otomatis juga dapat menyerap tenaga kerja,” ucapnya.

Gung Mas Pratiwi menambahkan, manfaat positif lainnya dengan menjadi wirausaha dapat mendorong inovasi dan kemandirian masyarakat. Sementara bagi Negara dengan adanya banyak wirausaha akan meningkatkan pendapatan pajak Negara untuk menggerakkan perekonomian nasional. Dengan banyaknya jumlah wirausaha juga akan menurunkan angka pengangguran dengan dibukanya banyak lapangan pekerjaan.

“ Berkembangnya pengusaha local Indonesia tentu ini akan berdampak sangat baik, dapat mengurangi ketergantungan kita pada pasar diluar negeri,”imbuhnya.

Sementara factor penghambat yang menyebabkan masih kecilnya jumlah wirausaha menurut Gung Mas Pratiwi, pola pikir masyarakat yang lebih tertarik untuk mencari pekerjaan dibandingkan dengan berwirausaha. Selain itu masih rendahnya keterampilan SDM selaku wirausaha dan rendahnya pembelajaran kewirausahaan pada kurikulum pendidikan menjadi penyebab rendahnya minat generasi muda berwirausaha.

Narasumber lainnya dari Divisi Hubungan Kelembagaan PT Pegadaian Ni GAP Sri Ratna Mutiari mengatakan, dimasa pandemic Covid19 peluang usaha banyak terbuka. Hal itu bisa dilihat dari orang yang dulunya bekerja didunia pariwisata banyak beralih menjadi wirausaha diantaranya bisnis makanan dan minuman sehat. Namun menjadi wirausaha menurutnya tidak cukup hanya keinginan saja tetapi ada beberapa hal yang harus dipersiapkan salah satunya pangsa pasar.

“ Kita mencari pasar dimana usaha kita itu nantinya bisa berjalan. Kemudian gimana mencari pasar yang tepat itu yang penting,” ucap Mutiari.

Melalui Webinar ini, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tabanan Dr. Wayan Terimajaya,SE.,M.M.,M.H dalam kata sambutannya mengharapkan dapat memberikan manfaat positif kepada mahasiswa untuk menggungah keinginannya menjadi seorang wirausaha. Dengan menjadi seorang wirausaha dapat membantu pemerintah mendorong perekonomian daerah maupun nasional.